Minggu, 01 Maret 2009

Ku lap "Ayah" Temanku Sampai Bersih

Kisah ini terjadi di banda aceh. Setiap mengingatnya pasti aku tersenyum, sekaligus kangen pada para sahabatku semasa SMA. Masa-masa SMA yang indah kulalui di kota Banda Aceh, ibukota dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, kota yang sarat kenangan bagiku.

Suatu hari salah seorang teman sekelasku, Sofia, mengundang kami semua ke pesta ulang tahunnya yang ke-17, sweet seventeen. Saat itu kami kelas 2 dan aku baru beberapa bulan tinggal di Banda Aceh, pindahan dari Kutacane, kota kecil di Aceh Tenggara.


Senangnya bukan main. Ini undangan pertamaku. Bagi kami para anak rantau, undangan berarti makanan dan makanan di pesta berarti perbaikan gizi..he..he..he.., bisa terlepas sejenak dari 3T (telur, teri, tongkol) dan 3K (kangkung, kol, kentang) yang merupakan santapan rutin di asrama putri tempatku tinggal selama menuntut ilmu di kota istimewa ini.


Di hari-H yang kutunggu-tunggu, sepulang sekolah beberapa orang diantara kami langsung menuju rumah Sofia. Kami sengaja datang duluan untuk bantu-bantu persiapan acara malam harinya. Tidak ada yang istimewa sebenarnya, hanya doa bersama, tiup lilin dan makan-makan. Tidak ada rame-rame, hanya teman-teman sekelas yang diundang. Pada era 80'an waktu itu, bisa dibilang tatanan pergaulan di Aceh masih sangat ketat. Hanya keluarga yang benar-benar moderat yang mengizinkan anak-anaknya ber"hura-hura" sedikit. Jadi sungguh menyenangkan bagi kami semua bisa berkumpul sepanjang hari, becanda, bercerita ngalor ngidul.


Setelah makan siang, kami langsung melaksanakan tugas masing-masing. Tak banyak yang harus dikerjakan, hanya menggeser-geser kursi, lap-lap dan bersih-bersih ruangan. Ibunya Sofia telah menyiapkan segalanya. Akupun mulai beraksi, menggosok-gosok sampe bersih meja dan kursi di ruang tamu dan ruang keluarga. Akhirnya, tinggal satu meja kecil di samping salah satu pintu itu, selesailah tugasku. Melihat mejanya sudah bersih, datang salah satu teman menenteng loudspeaker kecil dan bermaksud meletakkannya diatas meja itu.


Tiba-tiba muncul ibunya Sofia tergopoh-gopoh dari arah dapur, melambai-lambaikan kedua tangannya kearah kami sambil berkata, "Ei...ei...jangan..jangan..ada abu disitu!"


Aku yang merasa sudah melap meja itu sampai bersih langsung menjawab, "Abunya sudah bersih saya lap tante."


Sesaat suasana menjadi hening, sunyi senyap. Perasaanku jadi aneh. Aku heran kenapa ibunya Sofia menatapku begitu aneh!! Tapi lebih heran lagi tiba-tiba semua temanku tertawa terpingkal-pingkal.


Ternyata dibalik pintu dimana meja itu berada adalah kamar tempat "abu"nya Sofia beristirahat! Dan "abu" adalah panggilan untuk ayah bagi kebanyakan teman-temanku di Aceh. Pantesan....!!!!


Aku menyesali keterbatasan bahasaku, tapi aku merasa mulai menyukai kota ini......

0 komentar:

Posting Komentar