Kamis, 07 Oktober 2010

Kejutan Menyenangkan Bernama Tina

Genap sudah 1 tahun 4 bulan 5 hari sejak terakhir kali aku menulis di blog ku ini. Artinya, selama 492 hari blogku yang malang ini mati suri. Ya ampuuun….seumpama bayi, mungkin sudah bisa berdiri, jalan, atau lari? Mati suri 492 hari….am I kidding myself…bukan mati suri lagi, tapi mati dengan sukses. Kemana ya perginya hari-hariku. Bahkan saat menulis kisah ringanku berikut ini, aku masih belum bisa percaya telah menyia-nyiakan waktu selama itu tanpa menulis 1 hal pun, meski 1 paragraf. Sungguh-sungguh gak kebayang.

Well, well, cukup sudah lebaynya. Tapi, sungguh, aku menjadi sangat tergerak kembali menulis, setelah mengalami kejadian dibawah ini. Pingin Sharing. Begitu banyak kejadian biasa yang bisa berarti luar biasa bagi 1 atau 2 atau beberapa atau bahkan bagi banyak orang, siapa yang bakal tau, ya kan... Mengisahkan pengalaman sederhana ini bak meyakinkan diri sendiri bahwa di dunia yang bikin pusing ini, masih ada, kalau susah mo bilang banyak, orang-orang baik yang berbuat tanpa pamrih bahkan untuk orang yang tak dikenal.

Nah,
Pagi itu, seperti pagi-pagi lainnya aku berjalan pelan-pelan dari tempat kost ke kantor, menikmati pagi hari yang masih bersih. Udara yang terhirup terasa segar, campuran antara rasa embun dan rumput dan bunga-bunga di sepanjang pinggir jalan dan pot-pot di halaman rumah-rumah yang kulewati. Pagi ini sambil membawa cucian untuk diantar ke laundri kiloan dekat kantor.

Aku mampir sebentar ke warung kecil dekat kost. Untuk makan siang di kantor aku rantangan, gabung bersama beberapa teman sekantor. Rasanya lebih menyenangkan, makan bersama dengan lauk yang sama. Tapi hari ini ingin menambah menu, ingin bikin sayur bening, selingan untuk makanan serba tumis dan santan. Kebetulan di kantor tersedia kompor dan peralatan masak lengkap, jadi mudah saja jika sewaktu-waktu ada yang ingin menyalurkan bakat koki terpendamnya. Tumis dan makanan bersantan memang enak, cuma membawa efek ngantuk. Kalau sedang di kantor, tentu saja dampaknya cukup serius, abis makan pinginnya selonjor dan tidur….

Pagi ini warung kecil itu belum ramai pengunjung. Hanya aku dan seorang ibu muda. Sebentar saja aku sudah selesai, cuma mengambil bayam, jagung dan oyong. Aku mengedarkan pandangan ke seisi warung, dan terlirik olehku setumpuk kemasan plastik transparan berisi makanan siap santap..…ahaaa….ada lontong dan perlengkapannya, ada juga lupis plus cenil. Waaaahh….

Sedang berpikir-pikir dan memutuskan untuk membelinya atau tidak, tiba-tiba aku dikejutkan oleh bunyi lembut benda jatuh, ternyata jagung pilihanku tadi, jatuh dan menggelinding ke balik keranjang bulat besar berisi kelapa-kelapa siap parut. Waduuuh…..ya ampun! Aku berjongkok dan dengan susah payah mendorong sedikit keranjang yang beratnya lumayan itu. Untung hari ini pakai celana panjang. UUUpppsss….dapat. Lega.

Aku kembali berdiri dan tersenyum kearah ibu muda yang ternyata sedang dengan heran memandangiku, yang dengan dandanan rapi, menggeser-geser keranjang dan meraih jagung di kolong meja dagangan. Dia balas tersenyum dan bilang maaf. Nampaknya dia tadi yang tanpa sengaja menjatuhkan jagungku dalam proses dia memilih sayuran dengan penuh semangat. Setelah kata maaf, dia pun mulai membuka percakapan.

Sementara kami menunggu ibu warung membungkus, dia bertanya aku tinggal dimana, kuberitahu dia nama tempat kostku sekitar 10 meter dari warung tersebut. Lalu dia tanya aku kerja dimana, kuberitahu padanya kantor tempatku bekerja tak jauh dari situ. Dia lantas melirik ke arah tas dan buntelan laundri-ku. “Banyak sekali bawaan,” komentarnya. “Iya,” kataku, “mau sekalian antar baju kotor ke laundri.”

Tiba-tiba dia bilang, “nanti sama-sama saya saja kak, akan saya antar ke kantor kakak, kebetulan rumah saya sejalan.”

“Waduuh,” aku terkejut, “tidak perlu. Sungguh. Nanti merepotkan”.
“Gak lah, sama sekali tidak,” dia berkeras.
“Tak apa, sungguh,” aku masih berusaha menolak.
“Gapapa kak, sekalian saya pulang,” bujuknya
“Kalau begitu baiklah, makasih banyak ya,” aku menyerah. Apa salahnya, pikirku. Sambil menunggu dia bayar belanjaannya, aku membereskan tentenganku dan menunggunya di pinggir jalan.

Tiba-tiba, “Yuk, saya antar kakak dulu.”
Aku heran, “Lho, katanya mo sekalian pulang.”
“Gapapa kak, kelapanya masih harus diparut.”
“Gapapa, kita tunggu aja.”
“Gapapa, saya antar kakak dulu”

Setelah lama saling gapapa-gapapa-an, akhirnya aku menyerah dan naik ke motor yang sudah distarternya.

Sepanjang jalan kami mengobrol ringan, sedikit tentang pekerjaanku, tentang keluarganya. Karena memang dekat, sebentar kemudian kami tiba di kantorku. Aku turun dari motornya, menyalami tangannya sambil berterima kasih dan menanyakan namanya. “Tina,” jawabnya. “Lina,” balasku.

Sambil sekali lagi mengucapkan terima kasih aku melangkah memasuki halaman kantor. Teman kantor yang sedang melap kendaraan melihat kedatangan kami dan dengan heran berkomentar, “kog dah nyampe baru kenalan….”

Yaaa…kog udah nyampe baru kenalan. Karena sambil ngobrol di sepanjang perjalanan tadi aku melamun dan berpikir tentang kejadian ini.

Entah dengan alasan merasa bersalah karena, walaupun tanpa sengaja, sudah menyebabkan jatuhnya jagungku serta jongkok dan merangkaknya aku ke kolong meja dagangan, atau memang karena keramahan pribadinya, tetap saja aku terkagum-kagum.

Keramahannya menawarkan dan memberi tumpangan kepada orang asing sangatlah menyentuh. Cara berkerasnya Tina menawarkan tumpangan padaku sungguh menghangatkan hati jika mengingatnya. Dia tidak ada kewajiban untuk membujukku agar mau diantar, bahkan sebenarnya dia tidak perlu menawarkan diri untuk mengantar bagaimanapun. Kami sama sekali tidak saling kenal, tidak pernah bertemu dimanapun sebelumnya.

Bayangkan kalau banyak orang bisa sebegitu ramah dan baik hatinya. Melakukan hal baik begitu saja, tanpa pamrih. Alangkah nyaman rasanya mengetahui masih ada orang baik di dunia ini.

Apapun, pokoknya pagi itu, pagi Jumat tanggal 1 Oktober 2010 merupakan salah satu pagi terbaik dalam hidupku. Semoga masih banyak Tina-Tina lain di dunia ini. Semoga selalu yang terbaik bagi Tina, kenalan baruku, dimanapun dia sedang berada.

1 komentar:

Andi mengatakan...

Luar biasa dahsyat, Mbak Lina.... Gak sangka nich, jago nulis juga. Ditunggu ya postingan lainnya...

Posting Komentar