Minggu, 19 April 2009

Balita Cari Uang

Hari sudah agak larut malam saat kendaraan umum mikrolet jurusan kota Depok - Kampung Rambutan yang kunaiki berhenti di persimpangan lampu merah Pasar Rebo. Sekilas kulirik jam tanganku, pukul 21.00 lewat batinku. Lalu lintas masih ramai, pasti karena malam ini malam minggu. Sesaat setelah mikrolet berhenti naiklah seorang anak balita laki-laki, kutaksir usianya baru menjelang 3 tahun, dan abangnya yang berusia sekitar 7-8 tahunan. Mulanya kukira penumpang, ternyata pengamen. Si abang tergesa-gesa membagikan amplop-amplop kecil kosong kepada kami para penumpang, seraya berkata, "permisi om permisi tante mo numpang ngamen." Si adik balita berdiri berpegangan pada bangku kecil yang menempel di dekat pintu mikrolet itu.

Selesai membagi-bagikan amplop anak laki-laki itu turun meninggalkan adik kecilnya sendirian diatas mikrolet memulai aksinya, bertepuk-tepuk riang dengan menggunakan tangan-tangannya yang mungil dan kotor. Baru dia mulai mengeluarkan suara kecilnya untuk bernyanyi beberapa penumpang sudah tertawa, gemas sekali melihatnya sekaligus prihatin, mungkin.

"Ibumu mana?" tanya salah seorang penumpang. Disambung penumpang lainnya, "kamu mau ngapain nak?" Dengan lucunya dia menyahut, "minta uang om, bagi uangnya tante, bagi uangnya kakak," sambil menyodorkan telapak tangannya ke arah kami semua. Tak tega, semua penumpang memberinya uang. "Makasih om, makasih tante, makasih kakak," katanya sambil tertawa-tawa kegirangan melihat tangan mungilnya penuh amplop putih dan uang ribuan.

Tiba-tiba lampu lalulintas berubah hijau, entah dari arah mana muncul si abang dan menyeret adiknya turun dari mikrolet. Benar-benar menyeretnya! Membuat semua penumpang spontan berteriak ngeri, "woooiiiii....!!!" Gak ada pengaruhnya. Mereka segera menghilang dengan sekejap diantara ramainya lalulintas, sama seperti munculnya.

Sungguh miris menyaksikan kejadian ini. Ini sudah hampir jam setengah sepuluh malam. Kemana gerangan orangtuanya? Apakah mereka yatim piatu? Orang tua macam apa yang tega membiarkan anak balita begitu mencari uang?

Kebetulan ada seorang penumpang naik ke mikrolet saat lampu merah di persimpangan Pasar Rebo tadi, beliau supir taksi yang sering nongkrong berisitirahat sejenak di salah satu warung kopi di sekitar lampu merah itu. Menurut beliau, ibu dari kedua pengemis kecil tadi ada di seberang jalan menunggu sambil mengawasi kedua anaknya "bekerja." Dulunya si ibu yang mengemis tapi hasilnya tak seberapa. Orang-orang jauh lebih jatuh iba pada anak-anak balita. Makanya ia lalu memberdayakan anak-anaknya untuk mendapatkan penghasilan lebih banyak.

Ya Allah.... Merinding bulu kudukku mendengarnya, dada serasa sesak, ada yang tersumbat di tenggorokan. Terbayang saat sebagian besar balita di dunia sedang tertidur lelap di kamar yang nyaman dalam kasih sayang orangtuanya, ada balita-balita yang masih belum tidur karena masih harus mencari uang untuk menafkahi keluarganya.







0 komentar:

Posting Komentar