Minggu, 10 Mei 2009

Pizza dan Kisah

Sehabis mendampingi keponakanku, Nayyara - Nay, bermain di lokasi khusus permainan anak di lantai dasar Giant, salah satu mall besar di Bekasi Barat, aku jalan-jalan berkeliling di lantai 1 diiringi celoteh Nay yang sedang kugandeng disebelahku. Umurnya baru 3 tahun tapi bukan main sudah kaya perbendaharaan kata-katanya. Kami sedang mencari boneka kecil karakter "barney" berwarna ungu yang ia lagi suka sekali. Eeehhh...sudah tutup tokonya.

Kami berjalan ke supermarket Giant yang kebetulan berada persis di depan toko boneka itu. Di pintu masuknya sedang ada promosi pizza slice - pizza irisan...hhmmm...jadi ngiler rasanya, kepingin ah. Harganya rp 7.000,-/slice. Tapi setelah dipikir-pikir, gak jadi ah, uangku hanya rp 50.000,-. Kalau nanti ketemu toko yang jualan boneka Nay, harganya rp 35.000,-, sisanya hanya cukup untuk ongkos pulang bersama ketiga orang sepupu, yang saat ini sedang berkeliling di tempat yang sama mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang kampung besok. Kami sedang berpencar, supaya mereka bebas belanjanya.

Kami lanjutkan mencari si "barney," ga ketemu. Sebagai gantinya Nay mau dibelikan es krim Mc Donald, mau yang disiram coklat katanya. Pizza di supermarket tadi sudah terlupakan.

Dari situ kami menuju bangku di depan Pizza Hut, istirahat sejenak sepertinya Nay sudah letih. Nay tidak pernah mau digendong kalau lagi ke mall, ga bisa dibilang jalan juga dia, karena kerjanya lompat-lompat terus kayak kelinci. Beberapa bangku panjang memang disediakan bagi para pemesan pizza yang sedang tunggu pesanan untuk dibawa pulang. Tapi ada yang hanya sekedar mampir melemaskan kaki, seperti kami ini.

Menunggu para sepupu selesai belanja, kusuapkan es krim untuk Nay sambil kami "ngobrol." Di samping Nay seorang gadis muda cantik, duduk sambil memegang pizza 1 slice. Mungkin sedang menunggu yang menjemput pikirku sambil coba tersenyum padanya. Dia membalas senyum sambil mencolek pipinya Nay, "lucu sekali," katanya.

Tak lama kemudian kami sudah ngobrol akrab layaknya teman lama. Dia dari desa, lulusan SMEA yang merantau bekerja di salah satu perusahaan catering di Cikarang, sebagai kasir. Hasil kerja yang memuaskan membuat dia dipercaya untuk merangkap bagian pembelian di perusahaan itu. Setelah setahun bekerja, pemilik catering, yang dipanggilnya ibu, membiayainya kuliah di D3 akuntansi di salah satu perguruan tinggi di Bekasi. Kini sudah dua tahun dia menjalani hidupnya dengan bekerja di pagi hari dan kuliah di malam hari, atau sebaliknya.

Dalam hati aku sungguh berharap kelak ia tidak mengecewakan pemilik catering yang baik hati itu, sambil memandangnya dengan kagum.

"Saya tidak akan mengecewakan ibu, saya akan memajukan usahanya," ucapnya dengan penuh tekad." Aku kaget mendengarnya, tapi ....amiiinn ucapku dalam hati.

Tiba-tiba dia berdiri, "mari mbak, saya duluan ya." "Oke, sukses terus ya dek," balasku. Ia menghilang ke dalam Pizza HUt.

Aku menunduk ke arah Nay sambil bilang, "Tante itu baik ya Nay," sambil mikir kenapa ini para sepupu belum ada yang nongol. Tiba-tiba ada yang menyodori Nay 1 slice pizza, "Ini untuk dedek, kakak udah punya yang besar nih." Aku mengangkat kepala, ternyata anak tadi yang lagi-lagi tersenyum sambil menunjukkan 1 bungkus besar pizza. Dia mencium kepala Nay sekilas, bergegas pergi dan tidak sempat mendengar aku dan Nay bilang makasih.

Aku bahkan tidak tau namanya. Kupandangi 1 slice pizza ditanganku... subhanallah..

Itu kejadian setahun yang lalu. Mungkin saat ini ia sudah lulus atau melanjutkan lagi kuliahnya ke jenjang yang lebih tinggi, mungkin sedang berjuang memajukan perusahaan milik penolongnya sesuai tekadnya saat itu. Tidak ada sedikitpun jejak, tidak nama - alamat - telpon, yang bisa bikin aku mencari tau.

Nay tidak suka pizza. Jadi kunikmati pizza itu perlahan sambil bersyukur atas rizki tak terduga dari arah yang tak disangka-sangka. Makasih Tuhan. Allah Maha Besar.

Dapat pizza dapat kisah. Agar aku percaya, masih banyak sekali kebaikan disekitarku. Agar aku yakin bahwa Allah mengetahui kebutuhanku. Bahwa ketidakberuntungan dan kesedihan yang sedang kualami, hanyalah sekolah untuk membuatku makin kuat dalam menjalani hidup ini.

There is a miracle. Dalam wujud sekecil apapun, percayalah, keajaiban memang selalu terjadi.

2 komentar:

azzalea mengatakan...

wah alhamdulillah,Allah memang pemberi rizki yg tak terduga...kita hanya bisa berdoa dan memohon padaNya.semoga kita diberi anugerah...aminn..

jiwafana mengatakan...

subhanallah... maha suci Allah... sungguh rezeki tdk akan kemana, asal kita selalu tawakkal kepada Allah.. cerita anda sungguh sebuah pelajaran yg berharga.. terimakasih..

Posting Komentar